Sunday, March 17, 2019

Revolusi Industri 4.0 Bagi Indonesia

Indonesia saat ini memasuki era revolusi industri 4.0 yang membuat teknologi semakin cepat berkembang. Sayangnya, teknologi yang semakin pesat ini juga mampu menggerus teknologi konvensional.
Ini dapat menjadi peluang yang baik bahkan ancaman, sehingga perkembangan teknologi harus dibarengi dengan pemanfaatan dan regulasi yang benar.
Hal tersebut diakui oleh Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo yang mengungkapkan jika teknologi 4.0 mampu menjadi mata pisau bagi bisnis konvensional.
"Saya berpesan ini bagus bagaimana Indonesia aktif ambil bagian menjadi pelaku kemajuan teknologi. Tapi juga harus hati-hati karena 4.0 ini disebut sebagai destruction karena mengganggu konvensional bisnis," ujarnya di acara Amazing Okezone di iNews Tower, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
 
Sebagai contoh, Hary menyebutkan belanja online yang semakin populer karena masuknya banyak e-commerce. Bahkan, banyak toko ritel menutup bisnis karena adanya peralihan aktivitas jual beli dengan smartphone.
"Bisnis e-commerce ini juga harus hati-hati karena banyak menjual produk import sedangkan produk dari UMKM hanya sedikit sekira 7 persen. Barang-barang impor ini bisa membuat devisa menurun," lanjut Hary.
Dia juga melanjutkan, Indonesia harus memperhatikan perkembangan industri ini tidak sampai menggerus industri skala kecil seperti UMKM. Perkembangan ini justru harus bisa mendorong tumbuhnya industri UMKM.
Namun dia juga tak menampik jika teknologi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Seperti halnya pada layanan online Grab Indonesia dan Go-Jek.
"Bagus untuk kita ambil bagian tapi harus diperhatikan agar bangsa kita bisa menjadi produsen juga bukan hanya konsumen," kata dia.
 

No comments:

Post a Comment