Sunday, March 17, 2019

Saat Stres Keringat Jadi Lebih Bau, Ini Penyebabnya

Banyak hal yang membuat kita jadi sangat gugup, panik, atau stres. Dalam kondisi tersebut tubuh jadi berkeringat lebih banyak dari biasanya. Bahkan pada beberapa waktu aromanya juga lebih menyengat.
Jika Sahabat Dream bakal menghadapi situasi yang memicu rasa gugup disarankan untuk pakai deodoran dan parfum lebih banyak dari biasanya. Pasalnya, saat kondisi tersebut aroma keringat jadi lebih berbau.
Hal ini dijelaskan oleh George Preti, ahli kimia organik di Monell Chemical Senses Center, di Amerika Serikat. Menurutnya ada dua jenis kelenjar keringat pada tubuh yaitu ekrin dan apokrin.
Kelenjar ekrin menghasilkan keringat berair yang menutupi tubuh setelah seseorang berlari. Keringat jenis ini berkembang di seluruh kulit dan mendinginkan tubuh saat menguap, baik karena olahraga atau panas.
" Sementara, kelenjar apokrin hanya ditemukan di daerah ketiak dan aktif saat seseorang berada dalam tekanan psikologis. Keringat ini menghasilkan bau yang sangat kuat, terkadang saat Anda cemas atau takut," kata Preti, seperti dikutip dari Men's Health.
Profesor dermatologi di Baylor College of Medicine, Ramsey Markus, mengatakan, keringat yang dihasilkan dari kelenjar apokrin memiliki konsentrasi lemak, lipid, dan protein yang lebih tinggi.
Campuran ini sangat disukai oleh bakteri yang menghasilkan asam lemak dan amonia. Kondisi tersebut menciptakan bau yang sangat kuat.
Markus menambahkan, stres mengaktifkan sistem saraf simpatik tubuh. Hal ini membuat jantung berdetak lebih cepat, telapak tangan berkeringat, dan mulutmenjadi kering.

Ada Alasan Evolusi di Baliknya

Sekalipun berbau, Markus mengatakan bahwa keringat akibat stres tidak benar-benar membuat ketiak basah. Yang jadi perhatian mungkin hanya masalah baunya saja.
Sementara, jika seseorang mengalami hiperhidrosis atau keringat berlebih, hal ini jelas membuatnya dua kali lipat lebih tidak nyaman.
Para ilmuwan sendiri tidak yakin mengapa kelenjar apokrin menimbulkan bau. Namun, ada kemungkinan alasan evolusi di baliknya.
Preti mengatakan, hewan cenderung mengeluarkan bau saat mereka stres. Aroma ini menjadi sinyal kepada rekan-rekannya bahwa ada sesuatu yang berbahaya atau menakutkan sedang terjadi.
Untuk mengatasi kondisi yang bisa membuat kamu dijauhi orang lain semacam ini, cobalah untuk mengendalikan stres. Selain itu, Markus juga memberikan saran untuk merawat ketiak.
Rambut ketiak berlebih misalnya, bisa 'menjebak' minyak dan mengandung bakteri lebih banyak di area permukaan. Mencukurnya dengan benar dan bersih bisa mengurangi aroma tak sedap.
" Bisa juga menggunakan yang mengandung antiperspiran untuk menyumbat kelenjar keringat baik apokrin atau ekrin, serta mencegah uap air mencapai kulit," kata Markus.
sumber : dream.co.id

No comments:

Post a Comment